Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Peluang Budidaya Ikan Mujair


Ikan mujair termasuk ikan konsumsi yang hidup di air tawar, bentuk tubuh pipih dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Ikan mujair memiliki toleransi yang besar terhadap kadar garam/salinitas. Jenis ikan ini memiliki kecepatan pertumbuhan yang relatif lebih cepat, tetapi sesudah arif balig cukup akal percepatan pertumbuhannya akan menurun. Panjang total maksimum yang sanggup dicapai ikan mujair ialah 40 cm.

Habitat lingkungan hidup untuk budidaya ikan mujair
  • Tanah kolam pemeliharaan sebaiknya tanah liat/lempung, tidak berporos.
  • Kemiringan tanah kolam sebaiknya 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
  • lokasi pemeliharaan sebaiknya memiliki ketinggian 150-1000 m dpl.
  • Kualitas air harus baik dan bersih, tidak keruh dan tidak terkontaminasi bahan-bahan kimia
  • Ikan mujair sanggup berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras.
  • Suhu air antara 20-25 C.


Kolam dalam pemeliharaan ikan mujair adalah:
1) Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan
Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m². Adapun syarat kolam pemijahan ialah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir.

2) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada ketika benih ikan berukuran 3-5 cm.

3) Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diharapkan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
*) Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan menggunakan kolam semen, lantaran benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau eksklusif dijual kepada pera petani.
*) Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam sanggup berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga sanggup digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
*) Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.
*) Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pencucian ikan sebelum dipasarkan

B. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam perjuangan pembenihan ikan mujair diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, bejana banyak sekali ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mujair antara lain ialah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau adakala untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu ahad keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

C. Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan ialah melaksanakan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan ialah pengeringan kolam selama beberapa hari, kemudian dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing- masing dengan takaran 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan takaran 15 gram dan 10 gram/meter persegi.

6.2. Pembibitan
Untuk menyiapkan bibit ikan mujair yang akan dipelihara, perlu diperhatikan hal-hal penyiapan media pemeliharaan, pemilihan dan pemeliharaan induk, penetasan dan persyaratan bibit, ciri-ciri bibit dan induk unggul.

A. Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk bibit mujair yang unggul ialah sebagai berikut:
1) Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi.
2) Pertumbuhannya sangat cepat.
3) Sangat responsif terhadap masakan buatan yang diberikan.
4) Resisten terhadap serangan hama, benalu dan penyakit.
5) Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
6) Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 100 gram lebih per ekornya.
7) Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina ialah sebagai berikut:

1. Betina
* Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine.
* Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
* Warna perut lebih putih.
* Warna dagu putih.
* Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.

2. Jantan
* Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
* Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
* Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
* Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
* Jika perut distriping mengeluarkan cairan.

B. Sistim Pembibitan
Pembibitan ikan mujair sanggup dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1) Sistim satu kolam
Pada sistim ini kolam pemijahan/pembenihan disatukan dengan kolam pendederan/ pemeliharaan anak. Setelah dilakukan persiapan media pembibitan, tebarkan induk jantan dan betina dengan perbandingan 1:2 atau 1:4 dengan jumlah kepadatan 2 pasang/10 meter persegi. Pamanenan dilakukan setiap 2 ahad sekali.

2) Sistim dua kolam
Pada sistim ini proses pemijahan dan pendederan dilakukan pada kolam terpisah, dengan perbandingan luas kolam pemijahan dengan kolam pendederan ialah 1:2 atau 1:4. Dasar kolam pendederan harus lebih rendah dari dasar kolam lainnya biar pedoman air cukup deras mengalir dari kolam pemijahan ke kolam pendederan. Pada pintu kedua kolam tersebut dipasang saringan bernafsu biar hanya belum dewasa ikan saja yang sanggup lewat. Jumlah dan kepadatan induk jantan dan betina yang disebarkan sama dengan sistim satu kolam.

3) Sistim platform
Pada sistim ini kolam dibagi dalam 4 bagian, yaitu
Kolam pertama sebagai tempat induk jantan dan betina bertemu atau tempat pemijahan.
Kolam kedua tempat induk betina dimana disekat oleh kisi atau krei bambu dengan ukuran lubang-lubang sebesar tubuh induk betina sehingga hanya induk betina yang sanggup lolos ke kolam kedua ini.
Kolam ketiga merupakan tempat pelepasan larva dan temapat yang ke empat ialah tempat pendederan. Persiapan media dan jumlah induk yang dilepas sama dengan sistim yang pertama.

C. Pembenihan
Pemijahan dan penetasan ikan mujair berlangsung sepanjang tahun pada kolam pemijahan dan tidak memerlukan lingkungan pemijahan secara khusus. Hal yang perlu dilakukan ialah penyiapan media pemeliharaan menyerupai pengerikan pengapuran dan pemupukan. Ketinggian air di kolam dipertahankan sekitar 50 cm. Untuk menambah tingkat produkivitas dan kesuburan, maka diberikan masakan komplemen dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini digunakan dalam perjuangan budidaya ikan mujair secara komersial. Dapat juga diberi masakan yang berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan takaran 2-3% dari berat populasi per hari, diberikan sebanyak 2 kali/hari yaitu pada pagi dan sore hari. Pemijahan akan terjadi sesudah induk jantan menciptakan lubang sarang yang berupa cekungan di dasar kolam dengan garis tengah sekitar 10-35 cm. Begitu pembuatan sarang pemijahan selesai, segera berlangsung proses pemijahan. Setelah proses pembuahan selesai, maka telur-telur hasil pemijahan segera dikumpulkan oleh induk betina ke dalam mulutnya untuk dierami hingga menetas. Pada ketika tersebut induk betina tidak aktif makan sehingga terlihat tubuhnya kurus. Telur akan menetas sesudah 3-5 hari pada suhu air sekitar 25-27°C. Setelah sekitar 2 ahad semenjak penetasan, induk betina gres melepaskan anak-anaknya, lantaran sudah bisa mencari masakan sendiri.

D. Pemeliharaan Bibit
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mujair dilakukan sesudah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan yang sudah siap mendapatkan anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan tunjangan pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan. Jumlah penebaran dalam kolam pendederan tergantung dari ukuran benih ikan. Benih ikan ukuran 1-3 cm, jumlah penebarannya sekitar 30-50 ekor/meter persegi, ukuran 3-5 cm jumlah penebarannya berkisar 5-10 ekor/meter persegi. Sedangkan anak ikan ukuran 5-8 cm jumlah penebarannya 2-5 ekor/meter persegi. Untuk benih yang ukuran 5-8 cm ini, sebaiknya dilakukan secara monoseks kultur, lantaran pada ukuran tersebut benih ikan sudah sanggup dibedakan yang berjenis kelamin jantan atau betina.

E. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran sanggup dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
* Polikultur
ikan mujair 50%, ikan tawes 20%, dan mas 30%, atau
ikan mujair 50%, ikan gurame 20% dan ikan mas 30%.
* Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina. Pembesaran ikan mujair pun sanggup pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m hingga 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa sanggup diubahsuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan sanggup dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan mujair. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam dahulu biar sanggup menampung air sedalam 50-60 cm, dibentuk parit selebar 1-1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.

F. Pemupukan
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan masakan alami sebanyak-banyaknya. Pupuk yang biasa digunakan ialah pupuk sangkar atau pupuk hijau dengan takaran 50–700 gram/m²

G. Pemberian Pakan
Apabila tingkat produkivitas dan kesuburan kolam sudah semakin berkurang, maka bisa diberikan masakan komplemen dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini digunakan dalam perjuangan budidaya ikan munjair secara komersial. Dapat juga diberi masakan yang berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan takaran 2-3% dari berat populasi per hari, diberikan sebanyak dua kali per hari yaitu pada pagi dan sore hari. Disamping itu juga kondisi pakan dalam perairan tersebut sesuai dengan takaran atau ketentuan yang ada. Yaitu selain pakan dari media dasar juga perlu diberi masakan komplemen berupa hancuran pellet atau remah dengan takaran 10% dari berat populasi per hari. Pemberiannya 2-3 kali/hari.

H. Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mujair yang dihentikan terabaikan ialah menjaga kondisi perairan biar kualitas air cukup stabil dan higienis serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.

7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Hama
Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih lantaran sengatannya.
Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.

Ucrit (Larva cybister)
Menjepit tubuh ikan dengan taringnya hingga robek.
Pengendalian: sulit diberantas; hindari materi organik menumpuk di sekitar kolam.

Kodok
Makan telur telur ikan.
Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menangkap dan membuang hidup-hidup.

Ular
Menyerang benih dan ikan kecil.
Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.

Lingsang
Memakan ikan pada malam hari.
Pengendalian:pasang jebakan berumpun.

Burung
Memakan benih yang berwarna menyala menyerupai merah, kuning.
Pengendalian: diberi penghalang bambu biar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.

7.2. Penyakit
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk sanggup mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mujair:
* Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap final panen.
* Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
* Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
* Sistem pemasukan air yang ideal ialah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
* Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
* Penanganan ketika panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
* Binatang menyerupai burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.

8. PANEN

Pemanenan ikan mujair sanggup dilakukan dengan cara: panen total dan panen sebagian.

8.1. Panen sebagian atau panen selektif
Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan dipanen dipilih dengan ukuran tertentu (untuk pemanenan benih). Ukuran benih yang akan dipanen (umur 1-1,5 bulan) tergantung dari seruan konsumen, umumnya digolongkan untuk ukuran: 1-3 cm; 3-5 cm dan 5-8 cm. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di atasnya telah ditaburi umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka jawaban jaring), sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam.

8.2. Panen total
Umumnya panen total dilakukan untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran. Umumnya umur ikan mujair yang dipanen berkisar antara 5 bulan dengan berat berkisar antara 30-45 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibentuk seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari ketika keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.

9. PASCAPANEN

Penanganan pascapanen ikan mujair sanggup dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.

9.1. Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya jikalau dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan biar ikan tersebut hingga ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
* Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
* Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
* Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.

9.2. Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesejukan antara lain:
* Penangkapan harus dilakukan hati-hati biar ikan-ikan tidak luka.
* Sebelum dikemas, ikan harus dicuci biar higienis dan lendir.
* Wadah pengangkut harus higienis dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak bersahabat (2 jam perjalanan), sanggup digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
* Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, kemudian disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan epilog kotak.

Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih ialah sebagai berikut:
* Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, benalu dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan gres dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
* Air yang digunakan media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta materi organik lainya. Sebagai teladan sanggup digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
* Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa kolam yang berisi air higienis dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan sanggup dibentuk dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, kolam pemberokan sanggup menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus diubahsuaikan dengan ukuran benihnya.

Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak bersahabat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba sanggup diisi air higienis 15 liter dan sanggup untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.

Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air higienis 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram.

Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:
* masukkan air higienis ke dalam kantong plastik kemudian benih;
* hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
* alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:1);
* kantong plastik kemudian diikat.
* kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m sanggup diisi 2 buah kantong plastik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sesudah benih hingga di tempat tujuan ialah sebagai berikut:
* Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
* Buka kantong plastik, tambahkan air higienis yang berasal dari kolam setempat bertahap biar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
* Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
* Masukan benih ikan ke dalam kolam pemberokan. Dalam kolam pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli sanggup juga digunakan obat lain menyerupai KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
* Setelah 1 ahad dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis perjuangan budidaya pembenihan ikan mujair selama 1 bulan pada tahun 1999 di kawasan Jawa Tengah ialah sebagai berikut:
Biaya produksi
Sewa kolam Rp. 120.000,-
Benih ikan mujair 4000 ekor, @ Rp.150,- Rp. 600.000,-
Pakan
Dedak 8 karung @ Rp.800,- Rp. 6.400,-
Obat dan pupuk
Kotoran ayam 4 karung, @ Rp.7.000,- Rp. 28.000,-
Urea dan TSP 10 kg, @ Rp.1.800,- Rp. 18.000,-
Kapur 30 kg, @ Rp. 1.200,- Rp. 36.000,-
Peralatan Rp. 96.000,-
Tenaga kerja 1 orang @ Rp. 7000,- Rp. 210.000,-
Biaya tak terduga 10% Rp. 111.440,-
Jumlah biaya produksi Rp.1.225.840,-

Pendapatan
benih ikan 85%,4000 ekor @ Rp.550,- Rp.1.870.000,-

Keuntungan Rp. 644.160,-
Parameter kelayakan usaha : B/C ratio 11,52

Gambaran Peluang Agribisnis
Dengan adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan perjuangan perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam hal permodalan, jadwal penelitian dalam hal pembenihan, penanganan penyakit dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya fasilitas dalam hal periizinan import. Walaupun seruan di tingkal pasaran lokal akan ikan mujair dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Apabila pasaran lokal ikan mujair mengalami kelesuan, maka akan sangat kuat terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di tingkat grosir di pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan mujair boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor seruan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan merupakan salah satu peluang perjuangan bisnis yang cerah.

No comments:

Post a Comment

 
DI JUAL TANAH KAVLING
PERKEBUNAN
LT 500 M2 45JUTA SAJA
0812-9665-0889

Entri Populer

Powered by Blogger.