Usaha budidaya cacing sutra ini bekerjsama dilakukan untuk menjawab undangan pasar yang masih sangat kurang persedianya. Jika cacing sutra dapat dibudidayakan secara maksimal, maka perjuangan pembenihan ikan tidak perlu susah-susah mencari cacing sutra yang langka. Untuk pemasaran cacing sutra biasanya dijual dalam bentuk fresh dan dapat dijual dalam bentuk cacing beku. Penjualan cacing sutra dalam bentuk beku akan meminimalkan resiko tercampur mikroorganisme berbahaya bagi ikan dan dapat baka disimpan dalam jangka waktu lama.
Habitat Hidup Cacing Sutra
Hal penting yang perlu difahami dalam perjuangan budidaya cacing sutra ialah mengenali habitat hidup orisinil cacing sutra. Cacing sutra banyak ditemukan pada selokan, parit, susukan air dan tempat-tempat sejenis itu yang mengandung bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik ini biasanya berasal dari limbah rumah tangga, limbah pasar yang mengalir ke susukan pembuangan.
Cacing sutra akan hidup dan berkembang dengan baik pada lokasi tersebut dalam kondisi air yang tergenang namun tidak mengalir dengan deras. Pada media yang mempunyai kandungan oksigen terlarut 2-5 ppm, Cacing sutra akan berkembang dengan cepat. Selain itu kondisi yang dibutuhkan ialah kandungan amonia.
Langkah Usaha Budidaya Cacing Sutra
Usaha Budidaya cacing sutra dapat dilakukan dengan mengunakan kolam semen, kolam terpal atau media yang lain. Yang penting cacing sutra tidak dapat meninggalkan kawasan untuk budidaya. Untuk ukuran dapat menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Tempat untuk budidaya cacing sutra diberi air dan lumpur yang halus, diusahakan yang mempunyai kandungan makanan bagi cacing sutra yang cukup. Media ini dapat diisi dengan limbah kolam lele atau kotoran ayam yang sudah difermentasi atau materi lain yang sudah sarat dengan bahan-bahan organik yang dibutuhkan cacing sutra.
Setelah media budidaya dimasukkan kemudian diaduk-aduk hingga semua bercampur.Langkah selanjutnya ialah pengendapan selama 3-5 hari. Pastikan sehabis lumpur mengendap, permukaan lumpur rata, bila belum rata , diratakan dengan alat atau kayu. Setelah lumpur mengendap dan permukaan rata, upayakan ketinggian air dari permukaan lumpur sekitar 5-10 cm.
Setelah media untuk budidaya cacing sutra siap dan lumpur halus, langkah selanjutnya ialah penebaran benih cacing sutra. Yang penting diperhatikan dalam penebaran ini ialah kepadatan tebar indukan cacing sutra. Kepadatannya kira-kira 1 liter induk cacing sutra ditebarkan pada 30m2 kolam untuk budidaya.
Langkah selanjutnya dalah perawatan bibit cacing sutra. Selama masa perawatan cacing sutra, kolam dialiri air dengan debit yang kecil, namun ketinggian air harus dijaga pada 5-10 cm. Pada masa pemeliharaan ini perlu diulangi santunan air buangan limbah lele atau kotoran ayam yang sudah difermentasi dengan EM4.
Pada usia penebaran 10 hari, bibit cacing sutra sudah mulai tumbuh halus dengan nampak ibarat benang merah yang ada di permukaan lumpur. Cacing sutra dapat dipanen dalam waktu 2 hingga 3 bulan. Pemanenan cacing sutra juga dapat dilakukan sedikit demi sedikit sekaligus mengurangi kepadatan dan memberi kesempatan yang lain untuk tumbuh.
Ciri-ciri bila cacing sutra siap dipanen ialah apabila lumpur dipegang akan terasa kental. Cara memanennya ialah dengan menaikkan ketinggian air menjadi sekitar 50-60 cm. Pada kondisi ini cacing sutra akan cenderung naik sehingga gampang untuk dipanen. Waktu pemanenan ialah pagi dan sore hari ketika cuaca tidak terlalu panas. Lumpur diaduk-aduk kemudian dimasukkan dalam ember untuk selanjutnya dicuci dan dibersihkan dengan saringan.
Setelah cacing sutra dibersihkan langkah selanjutnya ialah pemberokan dengan waktu 10-12 jam. Langkah pemberokan cacing sutra ini dilakukan biar cacing sutra bebas dari mikroorganise berbahaya bagi ikan hias atau benih ikan. Setelah higienis cacing sutra siap untuk dijual.
Selamat Mencoba.
No comments:
Post a Comment